Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Fase D
A.
Rasional Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti Pendidikan pada dasarnya merupakan tanggungjawab utama dan pertama
orangtua, demikian pula dalam hal pendidikan iman anak. Pendidikan iman
pertama-tama harus dimulai dan dilaksanakan di lingkungan keluarga, tempat
dan lingkungan dimana anak mulai mengenal dan mengembangkan iman. Pendidikan
iman yang dimulai dalam keluarga perlu dikembangkan lebih lanjut dalam
Gereja (Umat Allah), dengan bantuan pastor paroki, katekis dan guru
Pendidikan Agama Katolik di sekolah.
Negara juga mempunyai kewajiban untuk memfasilitasi agar pendidikan iman
bisa terlaksana dengan baik sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing. Salah satu bentuk dukungan negara adalah dengan
menyelenggarakan pendidikan iman (agama) secara formal di sekolah yaitu Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti.
Belajar Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti mendorong peserta didik
menjadi pribadi beriman yang mampu menghayati dan mewujudkan imannya dalam
kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti membekali peserta didik dengan pengetahuan, sikap dan ketrampilan
yang bersumber dari Kitab Suci, Tradisi, Ajaran Gereja (Magisterium), dan
pengalaman iman peserta didik. Kurikulum Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti diharapkan mampu mengembangkan kemampuan memahami, menghayati,
mengungkapkan dan mewujudkan iman para peserta didik. Mata pelajaran
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti disusun secara terencana dan
berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik untuk
memperteguh iman dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai ajaran
iman Gereja Katolik, dengan tetap memperhatikan penghormatan terhadap agama
dan kepercayaan lain. Hal ini dimaksudkan juga untuk menciptakan hubungan
antar umat beragama yang harmonis dalam masyarakat Indonesia yang majemuk
demi terwujudnya persatuan nasional.
B.
Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti
Mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti bertujuan:
1.
agar peserta didik memiliki pengetahuan, keterampilan, dan
sikap membangun hidup yang semakin beriman (beraklak mulia);
2.
membangun hidup beriman Kristiani yang berarti membangun
kesetiaan pada Injil Yesus Kristus, yang memiliki keprihatinan tunggal,
yakni Kerajaan Allah. Kerajaan Allah merupakan situasi dan peristiwa
penyelamatan, situasi dan perjuangan untuk perdamaian dan keadilan,
kebahagiaan dan kesejahteraan, persaudaraan dan kesetiaan, dan kelestarian
lingkungan hidup; dan
3.
mendidik pesera didik menjadi manusia paripurna yang
berkarakter mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotong royong, dan
berkebinekaan global sesuai dengan tata paham dan tata nilai yang diajarkan
dan dicontohkan oleh Yesus Kristus sehingga nilai-nilai yang dihayati dapat
tumbuh dan membudaya dalam sikap dan perilaku peserta didik.
C.
Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan
Budi Pekerti
Mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti diorganisasikan
dalam lingkup empat elemen konten dan empat kecakapan. Empat elemen konten
tersebut adalah:
Elemen |
Deskripsi |
Pribadi Peserta Didik |
Elemen ini membahas tentang diri sebagai laki-laki atau perempuan
yang memiliki kemampuan dan keterbatasan kelebihan dan kekurangan,
yang dipanggil untuk membangun relasi dengan sesama serta
lingkungannya sesuai dengan Tradisi Katolik. |
Yesus Kristus |
Elemen ini membahas tentang pribadi Yesus Kristus yang mewartakan
Allah Bapa dan Kerajaan Allah, seperti yang terungkap dalam Kitab
Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, agar peserta didik
berelasi dengan Yesus Kristus dan meneladani-Nya. |
Gereja |
Elemen ini membahas tentang makna Gereja agar peserta didik mampu
mewujudkan kehidupan menggereja. |
Masyarakat |
Elemen ini membahas tentang perwujudan iman dalam hidup bersama di
tengah masyarakat sesuai dengan Tradisi Katolik. |
Kecakapan dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
adalah memahami, menghayati, mengungkapkan, dan mewujudkan. Dengan memiliki
kecakapan memahami, peserta didik diharapkan memiliki pemahaman ajaran iman
Katolik yang otentik. Kecakapan menghayati membantu peserta didik dapat
menghayati iman Katoliknya sehingga mampu mengungkapkan iman dalam berbagai
ritual ungkapan iman dan pada akhirnya mampu mewujudkan iman dalam kehidupan
sehari-hari di masyarakat. Kecakapan ini merupakan dasar pengembangan konsep
belajar Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti.
D. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Fase Fase D (Umumnya untuk kelas VII, VIII, dan IX SMP/Program Paket B)
Pada akhir Fase D, peserta didik menyadari dan mensyukuri diri sebagai
citra Allah, sebagai laki-laki atau perempuan, yang memiliki kemampuan dan
keterbatasan, untuk mengembangkan diri melalui peran keluarga, sekolah,
teman, masyarakat dan Gereja dengan meneladani pribadi Yesus Kristus,
sehingga terpanggil untuk mengungkapkan imannya dalam kehidupan menggereja
(melalui kebiasaan doa, perayaan sakramen dan terlibat secara aktif di dalam
kehidupan menggereja); serta mewujudkan imannya dalam hidup bermasyarakat
(melaksanakan hak dan kewajiban, bersikap toleran, dan menghormati martabat
manusia).
Fase D Berdasarkan Elemen
Elemen |
Capaian Pembelajaran |
Pribadi Peserta Didik |
Peserta didik mampu memahami manusia sebagai citra Allah yang unik,
dan sederajat, baik sebagai perempuan ataupun laki-laki, yang
memiliki kemampuan dan keterbatasan, sehingga bangga dan bersyukur.
Peserta didik menyadari dirinya yang tumbuh dan berkembang berkat
peran keluarga, teman, sekolah dan Gereja. |
Yesus Kristus |
Peserta didik mengenal dan memahami pribadi Yesus yang berbelas
kasih dan pengampun sehingga mampu membangun relasi dengan-Nya.
Peserta didik mampu memahami pribadi dan karya Yesus sebagai
pemenuhan janji Allah, yang mewartakan Kerajaan Allah melalui sabda,
tindakan, dan mukjizat-Nya; yang memanggil dan mengutus para
murid-Nya, mengalami sengsara, wafat dan kebangkitan serta naik ke
surga, selanjutnya mengutus Roh Kudus yang memberi daya dan kekuatan
bagi para murid. |
Gereja |
Peserta didik memahami Gereja sebagai komunitas yang hidup, yang
melakukan berbagai karya, dan menjadi tanda dan sarana keselamatan
serta mewujudkan sakramen keselamatan, melalui sakramen Inisiasi dan
Sakramen Penyembuhan. Pada akhirnya Peserta didik dapat mewujudkan
dalam hidupnya sehari-hari sebagai murid-murid Yesus dan anggota
Gereja.
Peserta didik mampu memahami makna Sakramen Perkawinan, Sakramen
Tahbisan, dan membangun masa depan. |
Masyarakat |
Peserta didik mewujudkan imannya melalui upaya membangun kehidupan
bersama berlandaskan pada Kebebasan sebagai Anak-anak Allah dan
Sabda Bahagia.
Peserta didik mengimani Allah sebagai sumber keselamatan yang
sejati dan menanggapinya dalam kebersamaan dengan jemaat serta
meneladan Maria; beriman di tengah masyarakat dengan mewujudkan hak
dan kewajiban sebagai anggota Gereja dan masyarakat, menghargai
keluhuran martabat manusia dengan mengembangkan budaya kehidupan,
mengembangkan keadilan dan kejujuran, bersahabat dengan alam;
beriman dengan membangun persaudaraan dengan semua orang berdasar
sikap Gereja Katolik terhadap agama dan kepercayaan lain sehingga
dapat membangun kebersamaan. Akhirnya peserta didik dapat mewujudkan
makna iman dalam perilaku hidupnya sehari-hari, karena iman tanpa
perbuatan adalah mati. |
Capaian Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik Dan Budi Pekerti ((PAKaBK) fase lain dapat di lihat di bawah ini: