CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI FASE Fase B Kelas III dan Kelas IV
CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI
FASE Fase B (Usia Mental ± 8 Tahun, Umumnya Kelas III dan Kelas IV)
Mekaelektronika Rasional Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Pendidikan
agama merupakan dasar dari pembangunan karakter keimanan.
Pembangunan karakter itu akan menghasilkan peserta didik yang
beriman kepada Tuhan, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Pembangunan karakter itu berlangsung dari
masa-masa anak-anak sampai dewasa, dari peserta didik belajar di
pendidikan dasar, pendidikan menengah sampai pendidikan tinggi.
Hal tersebut sejalan dengan fungsi Pendidikan Agama Kristen
(PAK) yang merupakan usaha sengaja gereja untuk membina dan
mendidik semua warganya untuk mencapai tingkat kedewasaan dalam
iman, pengharapan dan kasih guna melaksanakan misi-Nya di dunia
ini sambil menantikan kedatangan-Nya yang kedua (Ismail, 2003).
Melalui Pendidikan Agama Kristen, peserta didik diperlengkapi
untuk mampu menyoroti berbagai masalah hidup dan menjadi pemeluk
agama Kristen yang setia pada Tuhan dalam pelaksanaan tugas
masing-masing sesuai dengan konteks hidupnya tersebut.
Hakikat pendidikan agama Kristen berdasarkan hasil Lokakarya
Strategi Pendidikan Agama Kristen di Indonesia tahun 1999
adalah: “Usaha yang dilakukan secara terencana dan berkelanjutan
dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan
pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan
Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan
sehari-hari, terhadap sesama dan lingkungan hidupnya”. Setiap orang yang terlibat dalam proses pembelajaran PAK memiliki
keterpanggilan untuk mewujudkan kebenaran dan tanda-tanda Kerajaan
Allah dalam kehidupan pribadi maupun sebagai bagian dari komunitas
dalam konteks masyarakat majemuk. Masyarakat Indonesia yang
majemuk dipandang sebagai berkat Tuhan, dan dalam konteks
pemahaman iman Kristen merupakan medan layan bagi orang Kristen
untuk membangun kehidupan bersama yang adil dan setara. Panggilan
iman orang Kristen ini secara historis telah dibangun sejak
proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu, hakikat
pendidikan agama Kristen yang kontekstual menegaskan peran hidup
orang beriman dalam mewujudkan tanggung jawabnya membangun bangsa
Indonesia yang berketuhanan, bersatu, setara dan berkeadilan,
serta menghargai kemajemukan dalam masyarakat dan bangsa. Di dalam
mengejawantahkan pernyataan tersebut, implementasi pendidikan
agama Kristen di Indonesia dikembangkan menjadi empat elemen,
yaitu:
1. Allah berkarya, dengan sub-elemen: a) Allah Pencipta, b) Allah
Pemelihara, c) Allah Penyelamat, dan d) Allah Pembaru;
2. manusia dan nilai-nilai kristiani, dengan sub-elemen: a)
hakikat manusia, dan b) nilai-nilai kristiani;
3. gereja dan masyarakat majemuk, dengan sub-elemen: a) tugas
panggilan gereja, dan b) masyarakat majemuk; dan
4. alam dan lingkungan hidup, dengan sub-elemen: a) alam ciptaan
Allah, dan b) Tanggung jawab manusia terhadap alam.
Pendidikan Agama Kristen harus mampu menyikapi perkembangan
zaman sehingga peserta didik mampu menyelesaikan dan menjawab
segala problematika yang dihadapi. Peserta didik merasakan
pentingnya pendidikan agama Kristen dalam kehidupannya. Dengan
demikian, pendidikan agama Kristen harus memiliki muatan
pembelajaran kontekstual. Artinya, materi yang ada di dalam
pendidikan agama Kristen selalu dikaitkan dengan situasi dan
konteks agar dapat menjelaskan kasus-kasus yang dialami dalam
kehidupan nyata. Fakta yang diperoleh dari kajian bagi program
pendidikan agama Kristen, yaitu: 1) pelaku telah diberi karunia
Roh; 2) bertujuan mendewasakan umat melayani; 3) menghasilkan
dan hubungan harmonis; 4) bersifat kebenaran teologis; 5) penuh
kasih karunia dan kebenaran; dan 6) saling membantu dan
berkembang secara harmonis. Pendidikan Agama Kristen dan Budi
Pekerti, disajikan dalam bentuk mata pelajaran pada semua jalur,
jenis, dan jenjang pendidikan. Secara khusus, Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti bagi peserta didik
berkebutuhan khusus diharapkan membantu mereka untuk memahami
karya Allah dalam dirinya yang istimewa, memahami manusia dan
nilai-nilai kristiani, peran mereka di gereja dan masyarakat
majemuk, serta tanggung jawab mereka terhadap alam dan
lingkungan hidup. Untuk hal tersebut, diperlukan strategi,
model, media, dan pendekatan pembelajaran yang tepat. Dalam
memahami sebuah teks, peserta didik dengan hambatan penglihatan
(tunanetra) menggunakan tulisan Braille (tulisan timbul) atau mendengarkan penjelasan guru.
Peserta didik dengan hambatan pendengaran (tunarungu)
menggunakan bahasa isyarat sebagai bahasa komunikasi. Selain
itu, peserta didik diarahkan untuk memahami konten atau materi
secara bertahap dimulai dari arti, makna, tujuan, dan penerapan
dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik merasa dirinya adalah
ciptaan Allah yang istimewa. Peserta didik memiliki rasa bangga
menganut agama Kristen di tengah masyarakat yang majemuk.
Pembelajaran pendidikan agama Kristen akan bermakna jika
diberikan dengan materi yang sesuai dengan usia mental,
kemampuan, dan kebutuhan peserta didik. Kosakata yang diberikan
kepada peserta didik merupakan kosakata yang mudah dipahami dan
sering didengar serta materi yang sesuai dengan pengalaman
peserta didik seharihari (pengalaman langsung) untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti bertujuan
untuk membantu peserta didik:
1. mengenal serta mengimani Allah yang berkarya menciptakan alam
semesta dan manusia;
2. mengimani keselamatan yang kekal dalam karya penyelamatan Yesus
Kristus;
3. mensyukuri Allah yang berkarya dalam Roh Kudus
sebagai Penolong dan Pembaru hidup manusia;
4. mewujudkan imannya dalam sikap dan perbuatan hidup setiap hari
dalam interaksi dengan sesama dan memelihara lingkungan
hidup;
5. memahami hak dan kewajibannya sebagai warga gereja dan warga
negara serta cinta tanah air;
6. mampu menghayati imannya secara bertanggung jawab dan berakhlak
mulia serta mampu menerapkan prinsip moderasi beragama dalam
masyarakat majemuk;
7. memiliki kedewasaan berpikir, berkata-kata, dan bertindak
sehingga menampakkan karakter kristiani dalam sikap dan perilaku
hidup;
8. memiliki sikap keterbukaan dalam mewujudkan kerukunan intern
dan antara umat beragama, serta umat beragama dengan
pemerintah;
9. mengembangkan kreativitas dalam berpikir dan bertindak
berdasarkan Firman Allah; dan
10. mewujudkan peran nyatanya di tengah keluarga, sekolah, gereja,
dan masyarakat Indonesia yang majemuk.
Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi
Pekerti
Pendidikan Agama Kristen (PAK) di Indonesia berlangsung dalam
keluarga, gereja, dan lembaga pendidikan formal. Pelaksanaan
Pendidikan Agama Kristen (PAK) di lembaga pendidikan formal
menjadi tanggung jawab utama Direktorat Jenderal Bimbingan
Masyarakat Kristen, Kementerian Agama, dan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Oleh karena itu, kerja sama yang
bersinergi antara lembaga-lembaga tersebut perlu terus dibangun.
Elemen dan deskripsi Pendidikan Agama Kristen dan Budi
Pekerti
Elemen
Deskripsi
Allah Berkarya
Pada elemen Allah Berkarya peserta didik belajar tentang
Tuhan Allah yang diimaninya, Allah Pencipta, Pemelihara,
Penyelamat, dan Pembaru.
Manusia dan Nilai-nilai Kristiani
Pada Elemen Manusia dan Nilai-nilai Kristiani peserta
didik belajar tentang hakikat manusia sebagai ciptaan
Allah yang terbatas. Dalam keterbatasannya, manusia diberi
hak dan tanggung jawab oleh Allah sebagai insan yang telah
diselamatkan.
Gereja dan Masyarakat Majemuk
Pada elemen Gereja dan Masyarakat Majemuk peserta didik
belajar tentang hidup bergereja dan bermasyarakat yang
memiliki hak dan kewajiban yang harus dipenuhi sebagai
warga gereja dan warga negara, tanggung jawab terhadap
Tuhan dan terhadap bangsa dan negara.
Alam dan Lingkungan Hidup
Pada elemen Alam dan Lingkungan Hidup, peserta didik
belajar membangun harmonisasi dengan alam, bahwa manusia
memiliki tanggung jawab dalam menjaga, memelihara serta
melestarikan alam ciptaan Allah.
Secara holistik, capaian pembelajaran dan lingkup materi
mengacu pada empat elemen tersebut di atas dan selalu
diintegrasikan dengan Alkitab. Elemen-elemen tersebut mengikat
capaian pembelajaran dan materi dalam satu kesatuan yang utuh
pada semua jenjang. Implementasi berbagai elemen dan sub-elemen
di atas, proses penalarannya bersumber dari kitab suci, tradisi
kekristenan, dan pengalaman hidup peserta didik. Peserta didik
belajar membaca dan merenungkan kitab suci yang berisi
pengajaran iman Kristen sebagai acuan dalam kehidupan dan
menghubungkannya dengan berbagai pengalaman hidup yang
dimilikinya. Elemen dan Sub-Elemen Pendidikan Agama Kristen dan Budi
Pekerti
Elemen
Sub Elemen
Allah Berkarya
Allah Pencipta
Allah Pemelihara
Allah Penyelamat
Allah Pembaharu
Manusia dan Nilai-Nilai Kristiani
Hakikat Manusia
Nilai-nilai Kristiani
Gereja dan Masyarakat Majemuk
Tugas Panggilan Gereja
Masyarakat Majemuk
Alam dan Lingkungan Hidup
Alam Ciptaan Allah
Tanggung jawab Manusia Terhadap Alam
Implementasi elemen dan sub-elemen di atas, proses penalarannya
bersumber dari Kitab Suci. Peserta didik belajar membaca dan
merenungkan Kitab Suci yang berisi pengajaran iman Kristen sebagai
acuan dalam kehidupan.
Capaian Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
setiap Fase. Capaian Pembelajaran (CP) ditempatkan dalam fase-fase menurut
usia dan jenjang pendidikan yang dikelompokkan dalam kelas mulai
dari fase A hingga fase F. Capaian pembelajaran setiap fase
untuk pendidikan khusus pembagiannya menurut kelas, usia mental,
dan usia kronologis.
Fase
Kelas
Usia Mental (Samuel Kirk dan
Usia Kronologis
Fase A
Kelas I dan II
≤ 6–8 Tahun
Fase B
Kelas III dan IV
± 8 Tahun
9–10 Tahun
Fase C
Kelas V dan VI
± 8 Tahun
11–12 Tahun
Fase D
Kelas VII, VIII, dan IX
± 9 Tahun
13–17 Tahun
Fase E
Kelas X
± 10 Tahun
16–17 Tahun
Fase F
Kelas XI dan XII
± 10 Tahun
17–23 Tahun
Perumusan capaian pembelajaran (CP) mencerminkan kompetensi sikap
spiritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan yang dirumuskan
sedemikian rupa sehingga mencerminkan kemampuan peserta didik
secara holistik dalam semua ranah tujuan pembelajaran. Jadi,
rumusan CP menggambarkan penghayatan nilainilai iman Kristen dan
pembentukan karakter kristiani dalam interaksi dengan sesama, alam
lingkungan, dan Tuhannya.
Rumusan elemen dan capaian pembelajaran dalam pendidikan khusus
mengacu pada kurikulum reguler, tetapi disesuaikan dengan
kebutuhan peserta didik pada pendidikan khusus. Capaian
pembelajaran berdasarkan fase pembelajaran, dikembangkan
berdasarkan elemen pembelajaran mencakup seluruh fase umum dan
capaian pembelajaran per tahun.
Fase B (Usia Mental ± 8 Tahun, Umumnya Kelas III dan Kelas IV)
fase ini, sosialisasi peserta didik masih terbatas. Lingkungan
pertama bagi dirinya adalah keluarga. Oleh karena itu,
pembelajaran PAK pada fase ini dibatasi pada lingkup terdekat,
yaitu keluarga. Pada fase ini, peserta didik menerima bahwa
Allah berkarya melalui ciptaan-Nya, termasuk diri dan
keluarganya. Allah menciptakan dan memelihara dirinya serta
keluarganya. Sebagai ungkapan syukur peserta didik atas
pemeliharaan Allah, mereka bertanggung jawab memelihara anggota
tubuh, menerima dirinya sebagai bagian dari keluarga, serta
mensyukuri alam dan lingkungan hidup pemberian Allah secara
bertanggung jawab. Fase B Berdasarkan Elemen
Mekaelektronika Rasional Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Pendidikan agama merupakan dasar dari pembangunan karakter keimanan. Pembangunan karakter itu akan menghasilkan peserta didik yang beriman kepada Tuhan, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pembangunan karakter itu berlangsung dari masa-masa anak-anak sampai dewasa, dari peserta didik belajar di pendidikan dasar, pendidikan menengah sampai pendidikan tinggi. Hal tersebut sejalan dengan fungsi Pendidikan Agama Kristen (PAK) yang merupakan usaha sengaja gereja untuk membina dan mendidik semua warganya untuk mencapai tingkat kedewasaan dalam iman, pengharapan dan kasih guna melaksanakan misi-Nya di dunia ini sambil menantikan kedatangan-Nya yang kedua (Ismail, 2003). Melalui Pendidikan Agama Kristen, peserta didik diperlengkapi untuk mampu menyoroti berbagai masalah hidup dan menjadi pemeluk agama Kristen yang setia pada Tuhan dalam pelaksanaan tugas masing-masing sesuai dengan konteks hidupnya tersebut.
Hakikat pendidikan agama Kristen berdasarkan hasil Lokakarya Strategi Pendidikan Agama Kristen di Indonesia tahun 1999 adalah: “Usaha yang dilakukan secara terencana dan berkelanjutan dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap sesama dan lingkungan hidupnya”. Setiap orang yang terlibat dalam proses pembelajaran PAK memiliki keterpanggilan untuk mewujudkan kebenaran dan tanda-tanda Kerajaan Allah dalam kehidupan pribadi maupun sebagai bagian dari komunitas dalam konteks masyarakat majemuk. Masyarakat Indonesia yang majemuk dipandang sebagai berkat Tuhan, dan dalam konteks pemahaman iman Kristen merupakan medan layan bagi orang Kristen untuk membangun kehidupan bersama yang adil dan setara. Panggilan iman orang Kristen ini secara historis telah dibangun sejak proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu, hakikat pendidikan agama Kristen yang kontekstual menegaskan peran hidup orang beriman dalam mewujudkan tanggung jawabnya membangun bangsa Indonesia yang berketuhanan, bersatu, setara dan berkeadilan, serta menghargai kemajemukan dalam masyarakat dan bangsa. Di dalam mengejawantahkan pernyataan tersebut, implementasi pendidikan agama Kristen di Indonesia dikembangkan menjadi empat elemen, yaitu:
1. Allah berkarya, dengan sub-elemen: a) Allah Pencipta, b) Allah
Pemelihara, c) Allah Penyelamat, dan d) Allah Pembaru;
2. manusia dan nilai-nilai kristiani, dengan sub-elemen: a)
hakikat manusia, dan b) nilai-nilai kristiani;
3. gereja dan masyarakat majemuk, dengan sub-elemen: a) tugas
panggilan gereja, dan b) masyarakat majemuk; dan
4. alam dan lingkungan hidup, dengan sub-elemen: a) alam ciptaan
Allah, dan b) Tanggung jawab manusia terhadap alam.
Pendidikan Agama Kristen harus mampu menyikapi perkembangan
zaman sehingga peserta didik mampu menyelesaikan dan menjawab
segala problematika yang dihadapi. Peserta didik merasakan
pentingnya pendidikan agama Kristen dalam kehidupannya. Dengan
demikian, pendidikan agama Kristen harus memiliki muatan
pembelajaran kontekstual. Artinya, materi yang ada di dalam
pendidikan agama Kristen selalu dikaitkan dengan situasi dan
konteks agar dapat menjelaskan kasus-kasus yang dialami dalam
kehidupan nyata. Fakta yang diperoleh dari kajian bagi program
pendidikan agama Kristen, yaitu: 1) pelaku telah diberi karunia
Roh; 2) bertujuan mendewasakan umat melayani; 3) menghasilkan
dan hubungan harmonis; 4) bersifat kebenaran teologis; 5) penuh
kasih karunia dan kebenaran; dan 6) saling membantu dan
berkembang secara harmonis. Pendidikan Agama Kristen dan Budi
Pekerti, disajikan dalam bentuk mata pelajaran pada semua jalur,
jenis, dan jenjang pendidikan. Secara khusus, Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti bagi peserta didik
berkebutuhan khusus diharapkan membantu mereka untuk memahami
karya Allah dalam dirinya yang istimewa, memahami manusia dan
nilai-nilai kristiani, peran mereka di gereja dan masyarakat
majemuk, serta tanggung jawab mereka terhadap alam dan
lingkungan hidup. Untuk hal tersebut, diperlukan strategi,
model, media, dan pendekatan pembelajaran yang tepat. Dalam
memahami sebuah teks, peserta didik dengan hambatan penglihatan
(tunanetra) menggunakan tulisan Braille (tulisan timbul) atau mendengarkan penjelasan guru.
Peserta didik dengan hambatan pendengaran (tunarungu)
menggunakan bahasa isyarat sebagai bahasa komunikasi. Selain
itu, peserta didik diarahkan untuk memahami konten atau materi
secara bertahap dimulai dari arti, makna, tujuan, dan penerapan
dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik merasa dirinya adalah
ciptaan Allah yang istimewa. Peserta didik memiliki rasa bangga
menganut agama Kristen di tengah masyarakat yang majemuk.
Pembelajaran pendidikan agama Kristen akan bermakna jika
diberikan dengan materi yang sesuai dengan usia mental,
kemampuan, dan kebutuhan peserta didik. Kosakata yang diberikan
kepada peserta didik merupakan kosakata yang mudah dipahami dan
sering didengar serta materi yang sesuai dengan pengalaman
peserta didik seharihari (pengalaman langsung) untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti bertujuan
untuk membantu peserta didik:
1. mengenal serta mengimani Allah yang berkarya menciptakan alam
semesta dan manusia;
2. mengimani keselamatan yang kekal dalam karya penyelamatan Yesus
Kristus;
3. mensyukuri Allah yang berkarya dalam Roh Kudus sebagai Penolong dan Pembaru hidup manusia;
4. mewujudkan imannya dalam sikap dan perbuatan hidup setiap hari
dalam interaksi dengan sesama dan memelihara lingkungan
hidup;
5. memahami hak dan kewajibannya sebagai warga gereja dan warga
negara serta cinta tanah air;
6. mampu menghayati imannya secara bertanggung jawab dan berakhlak
mulia serta mampu menerapkan prinsip moderasi beragama dalam
masyarakat majemuk;
7. memiliki kedewasaan berpikir, berkata-kata, dan bertindak
sehingga menampakkan karakter kristiani dalam sikap dan perilaku
hidup;
8. memiliki sikap keterbukaan dalam mewujudkan kerukunan intern
dan antara umat beragama, serta umat beragama dengan
pemerintah;
9. mengembangkan kreativitas dalam berpikir dan bertindak
berdasarkan Firman Allah; dan
10. mewujudkan peran nyatanya di tengah keluarga, sekolah, gereja,
dan masyarakat Indonesia yang majemuk.
Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi
Pekerti
Pendidikan Agama Kristen (PAK) di Indonesia berlangsung dalam
keluarga, gereja, dan lembaga pendidikan formal. Pelaksanaan
Pendidikan Agama Kristen (PAK) di lembaga pendidikan formal
menjadi tanggung jawab utama Direktorat Jenderal Bimbingan
Masyarakat Kristen, Kementerian Agama, dan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Oleh karena itu, kerja sama yang
bersinergi antara lembaga-lembaga tersebut perlu terus dibangun.
Elemen dan deskripsi Pendidikan Agama Kristen dan Budi
Pekerti
Elemen |
Deskripsi |
Allah Berkarya |
Pada elemen Allah Berkarya peserta didik belajar tentang
Tuhan Allah yang diimaninya, Allah Pencipta, Pemelihara,
Penyelamat, dan Pembaru. |
Manusia dan Nilai-nilai Kristiani |
Pada Elemen Manusia dan Nilai-nilai Kristiani peserta
didik belajar tentang hakikat manusia sebagai ciptaan
Allah yang terbatas. Dalam keterbatasannya, manusia diberi
hak dan tanggung jawab oleh Allah sebagai insan yang telah
diselamatkan. |
Gereja dan Masyarakat Majemuk |
Pada elemen Gereja dan Masyarakat Majemuk peserta didik
belajar tentang hidup bergereja dan bermasyarakat yang
memiliki hak dan kewajiban yang harus dipenuhi sebagai
warga gereja dan warga negara, tanggung jawab terhadap
Tuhan dan terhadap bangsa dan negara. |
Alam dan Lingkungan Hidup |
Pada elemen Alam dan Lingkungan Hidup, peserta didik
belajar membangun harmonisasi dengan alam, bahwa manusia
memiliki tanggung jawab dalam menjaga, memelihara serta
melestarikan alam ciptaan Allah. |
Secara holistik, capaian pembelajaran dan lingkup materi mengacu pada empat elemen tersebut di atas dan selalu diintegrasikan dengan Alkitab. Elemen-elemen tersebut mengikat capaian pembelajaran dan materi dalam satu kesatuan yang utuh pada semua jenjang. Implementasi berbagai elemen dan sub-elemen di atas, proses penalarannya bersumber dari kitab suci, tradisi kekristenan, dan pengalaman hidup peserta didik. Peserta didik belajar membaca dan merenungkan kitab suci yang berisi pengajaran iman Kristen sebagai acuan dalam kehidupan dan menghubungkannya dengan berbagai pengalaman hidup yang dimilikinya. Elemen dan Sub-Elemen Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
Elemen |
Sub Elemen |
Allah Berkarya |
Allah Pencipta |
Allah Pemelihara |
|
Allah Penyelamat |
|
Allah Pembaharu |
|
Manusia dan Nilai-Nilai Kristiani |
Hakikat Manusia |
Nilai-nilai Kristiani |
|
Gereja dan Masyarakat Majemuk |
Tugas Panggilan Gereja |
Masyarakat Majemuk |
|
Alam dan Lingkungan Hidup |
Alam Ciptaan Allah |
Tanggung jawab Manusia Terhadap Alam |
Implementasi elemen dan sub-elemen di atas, proses penalarannya
bersumber dari Kitab Suci. Peserta didik belajar membaca dan
merenungkan Kitab Suci yang berisi pengajaran iman Kristen sebagai
acuan dalam kehidupan.
Capaian Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti setiap Fase. Capaian Pembelajaran (CP) ditempatkan dalam fase-fase menurut usia dan jenjang pendidikan yang dikelompokkan dalam kelas mulai dari fase A hingga fase F. Capaian pembelajaran setiap fase untuk pendidikan khusus pembagiannya menurut kelas, usia mental, dan usia kronologis.
Fase |
Kelas |
Usia Mental (Samuel Kirk dan |
Usia Kronologis |
Fase A |
Kelas I dan II |
≤ 6–8 Tahun |
|
Fase B |
Kelas III dan IV |
± 8 Tahun |
9–10 Tahun |
Fase C |
Kelas V dan VI |
± 8 Tahun |
11–12 Tahun |
Fase D |
Kelas VII, VIII, dan IX |
± 9 Tahun |
13–17 Tahun |
Fase E |
Kelas X |
± 10 Tahun |
16–17 Tahun |
Fase F |
Kelas XI dan XII |
± 10 Tahun |
17–23 Tahun |
Perumusan capaian pembelajaran (CP) mencerminkan kompetensi sikap
spiritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan yang dirumuskan
sedemikian rupa sehingga mencerminkan kemampuan peserta didik
secara holistik dalam semua ranah tujuan pembelajaran. Jadi,
rumusan CP menggambarkan penghayatan nilainilai iman Kristen dan
pembentukan karakter kristiani dalam interaksi dengan sesama, alam
lingkungan, dan Tuhannya.
Rumusan elemen dan capaian pembelajaran dalam pendidikan khusus mengacu pada kurikulum reguler, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik pada pendidikan khusus. Capaian pembelajaran berdasarkan fase pembelajaran, dikembangkan berdasarkan elemen pembelajaran mencakup seluruh fase umum dan capaian pembelajaran per tahun.
Fase B (Usia Mental ± 8 Tahun, Umumnya Kelas III dan Kelas IV) fase ini, sosialisasi peserta didik masih terbatas. Lingkungan pertama bagi dirinya adalah keluarga. Oleh karena itu, pembelajaran PAK pada fase ini dibatasi pada lingkup terdekat, yaitu keluarga. Pada fase ini, peserta didik menerima bahwa Allah berkarya melalui ciptaan-Nya, termasuk diri dan keluarganya. Allah menciptakan dan memelihara dirinya serta keluarganya. Sebagai ungkapan syukur peserta didik atas pemeliharaan Allah, mereka bertanggung jawab memelihara anggota tubuh, menerima dirinya sebagai bagian dari keluarga, serta mensyukuri alam dan lingkungan hidup pemberian Allah secara bertanggung jawab. Fase B Berdasarkan Elemen
Elemen
Deskripsi
1. Allah Berkarya
Menerima karya Allah dalam menciptakan dan memelihara
manusia di tengah kehidupan keluarga
2. Manusia dan Nilai-nilai Kristiani
Bertanggung jawab memelihara anggota tubuh
3. Gereja dan Masyarakat
Menerima dirinya sebagai bagian dari keluarga
4. Alam dan Lingkungan Hidup
Mensyukuri alam dan lingkungan hidup pemberian Allah
dengan bertanggung jawab
Capaian Pembelajaran Pendidikan Khusus Pendidikan Agama Kristen Dan Budi Pekerti (PAKrBK) fase lain dapat di lihat di bawah ini:
Capaian Pembelajaran Pendidikan Khusus Pendidikan Agama Kristen Dan Budi Pekerti Fase A (unduh)
Capaian Pembelajaran Pendidikan Khusus Pendidikan Agama Kristen Dan Budi Pekerti Fase B (unduh)
Capaian Pembelajaran Pendidikan Khusus Pendidikan Agama Kristen Dan Budi Pekerti Fase C (unduh)
Capaian Pembelajaran Pendidikan Khusus Pendidikan Agama Kristen Dan Budi Pekerti Fase D (unduh)
Capaian Pembelajaran Pendidikan Khusus Pendidikan Agama Kristen Dan Budi Pekerti Fase E (unduh)
Capaian Pembelajaran Pendidikan Khusus Pendidikan Agama Kristen Dan Budi Pekerti Fase F (unduh)
data berdasarkan KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI NOMOR 033/H/KR/2022 TENTANG CAPAIAN PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, JENJANG PENDIDIKAN DASAR, DAN JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH PADA KURIKULUM MERDEKA.
Elemen |
Deskripsi |
1. Allah Berkarya |
Menerima karya Allah dalam menciptakan dan memelihara
manusia di tengah kehidupan keluarga |
2. Manusia dan Nilai-nilai Kristiani |
Bertanggung jawab memelihara anggota tubuh |
3. Gereja dan Masyarakat |
Menerima dirinya sebagai bagian dari keluarga |
4. Alam dan Lingkungan Hidup |
Mensyukuri alam dan lingkungan hidup pemberian Allah
dengan bertanggung jawab |
Capaian Pembelajaran Pendidikan Khusus Pendidikan Agama Kristen Dan Budi Pekerti (PAKrBK) fase lain dapat di lihat di bawah ini: