CAPAIAN PEMBELAJARAN SENI TEATER FASE A Kelas I dan II (SD/MI/MTs/Program Paket A)
CAPAIAN PEMBELAJARAN SENI TEATER FASE A Kelas I dan II (SD/MI/MTs/Program Paket A)
mekaelektronika Rasional Mata Pelajaran Seni Teater. Seni Teater merupakan ekspresi manusia terhadap berbagai fenomena melalui media yang lebih kompleks, dengan menggabungkan semua bidang seni, baik bidang seni tari, musik, akting, seni rupa, dan multimedia. Manusia memiliki sifat homo ludens (manusia bermain), sehingga sejak usia dini teater dapat diajarkan sebagai bentuk pengenalan, pemahaman, pengolahan, peniruan (mimesis) dan pengekspresian emosi melalui tubuhnya. Melalui bermain peran, seni teater dapat membantu peserta didik sejak dini untuk mengasah daya pikir (imajinasi dan bernalar kritis), mengenali dan mengembangkan potensi diri (mandiri) serta meningkatkan kepercayaan diri.
Seni teater dapat menjawab potensi manusia sebagai homo socius (makhluk sosial). Seni teater dapat mengajarkan cara berkomunikasi baik secara verbal maupun non-verbal agar peserta didik dapat berinteraksi dan menyampaikan pesan dengan lebih baik dan menarik lagi dengan lingkungan sekitar. Hal ini dapat dipraktikkan dalam bentuk eksperimen pertunjukan di kelas, dalam kegiatan ini peserta didik dapat bekerja sama dalam permainan peran, menulis naskah, atau latihan repetisi dalam gladi bersih. Kerja teater adalah kerja ansambel, sehingga semua bidang adalah penting dan setiap orang memiliki peran untuk bersama mencapai tujuan bersama (gotong royong).
Manusia sebagai makhluk yang mampu berinovasi (homo creator) dapat diarahkan untuk dapat melihat persoalan-persoalan di sekitarnya. Manusia dapat mencari lebih jauh permasalahan, dan menggunakan media seni teater untuk berkreasi dan berinovasi untuk mengulik, menyampaikan atau mencari alternatif jawaban terhadap persoalan tersebut (berpikir kritis, kreatif dan asas berkebhinekaan global). Untuk mengasah potensi homo creator, peserta didik dapat berperan serta dalam proses membuat dan mempersiapkan pertunjukan menurut kemampuan masing-masing. Seni teater dapat mengajarkan empati dan tanggung jawab kepada sesama, dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menggali dan mengeksplorasi potensi individu, kerja sama, dan unity menuju kreativitas estetis, berdasarkan norma yang berlaku (beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa).
Oleh karena itu, mata pelajaran Seni Teater dapat membentuk Profil Pelajar Pancasila dengan sikap beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kritis (mengasah daya pikir, memahami persoalan di sekitarnya), mandiri (mengenali dan mengembangkan potensi diri), gotong royong (memahami kerja ansambel sehingga semua peserta didik memiliki peran untuk mencapai tujuan bersama), kreatif (mencari solusi terhadap berbagai persoalan yang dihadapi di lingkungan sekitarnya), dan memiliki sikap hormat dan toleransi pada kebhinekaan sebagai bagian dari masyarakat global.
B. Tujuan Mata Pelajaran Seni Teater
1. Peserta didik mampu mengasah kepekaannya terhadap persoalan
diri dan mampu mencari solusi, baik untuk diri sendiri, sesama, maupun dunia
sekitarnya; serta mampu mengekspresikan diri secara kreatif dan inovatif
melalui tubuh, ruang, waktu.
2. Peserta didik menguasai teknik, eksplorasi alat, bahan,
teknologi, dan mampu memanfaatkannya sesuai dengan prosedur dan teknik,
untuk dapat menjawab kesempatan dan tantangan dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Peserta didik membutuhkan imajinasi untuk tumbuh, berkreasi,
berpikir, dan bermain. Teater adalah satu-satunya media paling sesuai untuk
menjelajahi kemungkinan tidak terbatas dari proses imajinasi mereka pada
sesuatu yang dapat mereka lakukan.
4. Peserta didik mampu mengembangkan diri dan mengomunikasikan
gagasan, serta karya dengan lebih baik. Seni Teater dapat berdampak secara
langsung maupun tidak langsung kepada perubahan cara pandang dan pembentukan
kepribadian dan karakter peserta didik.
C. Karakteristik Mata Pelajaran Seni Teater
●Memberikan ruang kreativitas bagi
peserta didik untuk dapat mengenal, memahami, mengelola dan mengekspresikan
emosi melalui tubuh, suara, dan pikiran dengan berbagai media seni dan
budaya.
● Memiliki kemampuan untuk
menghargai keindahan, kemanusiaan, empati, dan toleransi melalui proses
penciptaan karya seni teater;
● Menghargai, melestarikan dan
mempererat ekosistem kesenian di Indonesia; menghargai keunikan dan
kemajemukan ide, nilai, dan budaya melalui eksplorasi seni tari, pantomim,
musik, akting, seni rupa, dan multimedia.
● Seni teater terkait erat
dengan disiplin ilmu lainnya dan berbagai macam aspek kehidupan manusia
(humaniora), seperti agama, psikologi, sosial, budaya, sejarah, komunikasi,
politik dan antropologi; memberikan kontribusi penting dalam
mengomunikasikan legenda, sejarah, budaya dan sosio-ekonomi bangsa.
●Melalui teater, peserta didik
dibawa ke dalam cerita tentang karakter dari berbagai latar belakang yang
bisa dibayangkan. Pertunjukan langsung mengajari peserta didik bagaimana
menghargai semua karakterisasi tokoh dan bagaimana menghormati sudut pandang
orang lain. Seni Teater mengajarkan manusia untuk bersikap kritis dan mampu
memberi solusi untuk menyelesaikan masalah, sehingga melalui Seni Teater,
peserta didik mampu memahami berbagai persoalan yang terjadi dalam diri dan
lingkungannya.
Pada praktik pengajarannya, Seni Teater menggunakan sejumlah elemen pendekatan sebagai berikut.
Elemen |
Deskripsi |
Berpikir dan Bekerja Secara Artistik (Thinking Artistically) |
Seni Teater memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengelaborasi
elemen tata artistik panggung dan keaktoran dan proses
penyatuan (unity) semua elemen tersebut ke dalam
wujud karya atau produk yang dipresentasikan dalam sebuah
pertunjukan. Melalui proses berpikir dan bekerja secara artistik,
peserta didik akan menghasilkan, mengembangkan, menciptakan dan
mengomunikasikan ide-ide kreatifnya untuk menggunakan alat, media
dan teknologi. Berpikir dan bekerja secara artistik menghubungkan
hasil proses mengalami, mencipta, dan merefleksi. |
Mengalami (Experiencing) |
Melalui pendidikan Seni Teater, peserta didik dapat memahami,
mengalami, merasakan, merespon dan bereksperimen dengan ragam
pengetahuan, gaya dan konsep Seni Teater. Kegiatan mengalami terjadi
ketika peserta didik melakukan olah rasa, tubuh, suara, eksplorasi
alat, media, atau mengumpulkan informasi melalui observasi dan
interaksi dengan seniman untuk memperkaya wawasan dan pengalaman
dalam berteater. Lebih lanjut melalui proses mengalami, memungkinkan
peserta didik untuk melangkah ke posisi orang lain dan melihat
bentuk lain dari sudut pandang mereka. Ini mengajarkan tentang
empati dan relativitas budaya. |
Menciptakan (Making/Creating) |
Menciptakan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat
menampilkan gambaran dasar karya, yang merupakan penyatuan dari
unsur artistik, alat, media, dan teknologi. Melalui pendidikan Seni
Teater, peserta didik dapat belajar berkreasi dan mengekspresikan
dirinya untuk menggali karakter/tokoh, membuat rangkaian cerita
dengan tata artistik panggung, alat, media atau teknologi dalam
wujud sebuah produk yang akan dipresentasikan dan dipentaskan.
Proses ini dapat mempertajam daya imajinasi dalam penciptaan ragam
karya teater, kepekaan terhadap berbagai situasi dan kondisi untuk
mencari solusi dalam berkreasi, serta dapat mengembangkan keahlian
berimprovisasi sesuai tujuan dan tugas peran yang diberikan. |
Merefleksikan (Reflecting) |
Seni teater mampu menggali pengalaman dan ingatan emosi melalui
hasil pengamatan, membaca, apresiasi, dan kontak sosial individu dan
kelompok. Pengalaman dan ingatan emosi selama atau sesudah proses
berseni Teater merupakan pantulan kesadaran yang timbul untuk
melakukan evaluasi dan perbaikan atas karya atau produk yang telah
dihasilkan melalui proses berpikir dan bekerja secara artistik.
Elemen merefleksikan dalam seni teater mencakup proses apresiasi,
kritik dan saran atas karya diri sendiri atau orang lain. Terdapat
proses berpikir kritis dan kreatif secara simultan. |
Berdampak (Impacting) |
Seni Teater akan menimbulkan perubahan positif dan berjangka
panjang kepada peserta didik. Perubahan ini mencakup cara berpikir,
kemampuan dan sikap peserta didik, seperti lebih mandiri, percaya
diri, berpikir kritis dan kreatif sehingga pada akhirnya bertujuan
untuk menghargai perbedaan, sesuai dengan nilai-nilai Profil Pelajar
Pancasila. Dampak ini akan jelas tercermin dalam proses mengalami,
menciptakan, mengevaluasi dan presentasi hasil akhir karya peserta
didik. |
D. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Seni Teater Fase A, (Umumnya untuk Kelas I dan II (SD/MI/MTs/Program Paket A)
Pada akhir Fase A, peserta didik memahami elemen-elemen
dasar acting melalui proses bermain seperti gerakan-gerakan
sederhana, respon terhadap sumber bunyi dan suara, serta cerita atau
kejadian sehari-hari dengan cara penyampaian melalui proses
peniruan (mimesis). Melalui pengalaman ini, peserta didik mulai
memperkaya diri dengan wawasan tentang mengenal diri sendiri, orang lain dan
lingkungan melalui eksplorasi mimik, suara dan gerak tubuh. Pada akhir fase
ini, peserta didik mulai mengenali secara sadar dan kemudian mengekspresikan
ragam emosi, belajar berdisiplin dalam mengikuti instruksi permainan
teater.
Fase A Berdasarkan Elemen
Elemen |
Capaian Pembelajaran |
Berpikir dan Bekerja Secara Artistik (Thinking Artistically) |
Bermain dengan tata artistik panggung dilakukan untuk mengenal
bentuk dan fungsi tata artistik panggung dan memahami tata
kerja ansambel dengan mengenalkan dan melatih cara
bekerja sama dengan orang lain. |
Mengalami (Experiencing) |
Proses mengalami dilakukan dengan observasi dan konsentrasi dengan
cara melihat dan mencatat kebiasaan diri sendiri; secara aplikasi
dilakukan dengan olah tubuh dan vokal untuk mengenal fungsi gerak
tubuh, melatih ekspresi wajah dan melakukan pernafasan. |
Menciptakan (Making/Creating) |
Menciptakan dilakukan melalui Imajinasi dengan cara memainkan dan
menirukan tokoh; peserta didik pun dilatih untuk merancang
pertunjukan dengan cara terlibat dalam sebuah pertunjukan dengan
bimbingan. |
Merefleksikan (Reflecting) |
Refleksi dilakukan dengan metode menguatkan ingatan emosi melalui
menggali suasana hati dari peristiwa yang dialami pemain dengan
menyesuaikan peristiwa tokoh. Proses lain dilakukan dengan jalan
apresiasi karya seni dalam menggali kelebihan dan kekurangan karya
sendiri. |
Berdampak (Impacting) |
Proses belajar dan produk akhir mencerminkan Profil Pelajar
Pancasila melalui menggali potensi diri (mandiri) dan kreatif. |
Capaian Pembelajaran Seni teater fase lain dapat di lihat di bawah ini: